Sabtu, 27 Oktober 2012

Psi perkembangan 2


Perkembangan Kognitif
Aspek Kematangan Kognitif
Pada masa remaja cara berpikirnya belum begitu matang dalam beberapa hal, namun banyak yang mampu untuk berpikir secara abstrak dan memiliki penilaian moral yang canggih serta dapat merencanakan masa depan secara lebih realistis.

Tahapan Operasional Formal dari Piaget
Menurut piaget, remaja memasuki tingkat perkembangan kognitif tertinggi-operasional formal (formal operation), yaitu remaja mengembangkan kapasitas untuk berpikir secara abstrak seperti mampu memahami waktu dan ruang, dapat mengunakan simbol dalam mewakili sesuatu. Perkembangan ini biasanya dimulai usia 11 tahun dan memberika cara yang baru dan lebih fleksibel untuk memanipulasi informasi.
·         Penalaran Hipotesis-Deduktif
Orang-orang yang berada pada tahapan operasional formal Piaget dapat melakukan penalaran hipotesis deduktif. Mereka dapat berpikir tentang kemungkinan, mengatasi masalah secara fleksibel, dan menguji hipotesis.
·         Evaluasi terhadap Teori Piaget
Yaitu tidak semua pelajar bisa berpikir secara abstrak karena perkembangan kognitif setiap orang berbeda-beda.

Elkind: Karakteristik Pemikiran Remaja yang Belum Matang
Menurut Elkind, pola pemikiran yang tidak matang dapat muncul dari kurangnya pengalaman remaja dalam berpikir secara formal. Pola pemikiran ini mencakup yaitu :
1.      Idealisme dan sering mengkritik
2.      Sifat argumentasi
3.      Sulit untuk memutuskan sesuatu
4.      Kemunafikan yang tampak nyata
5.      Kesadaran diri
6.      Keistimewaan dan kekuatan

Perubahan dalam Pemrosesan Informasi Pada Masa Remaja
Penelitian menemukan terjadinya perubahan struktural dan fungsional dari pemrosesan informasi pada remaja.
·         Perubahan Struktural
Perubahan struktural pada remaja meliputi :
1.      Perubahan dalam kapasitas pemrosesan informasi
2.      Meningkatnya jumlah pengetahuan yang disimpandalam ingatan jangka panjang. Informasi yang disimpan dalam jangka panjang dapat berjenis pengetahuan deklaratif--declarative knowladge (“mengatahui bahwa....”) terdiri dari pengetahuan yang berupa fakta yang telah didapat oleh seseorang (ex: mengetahui bahwa 2+2=4), pengetahuan prosedural—prosedural knowledge (“mengetahui bagaimana...”) terdiri dari semua keterampilan yang telah didapatkan oleh seseorang (ex: dapat mengalikan dan membagikan angka), dan pengetahuan konseptual—konceptual knowledge (mengetahui mengapa) adalah pemahaman mengenai.
·         Perubahan fungsional
Perubahan fungsional mencakup kemajuan dan penalaran deduktif

Perkembangan Bahasa
Dalam perkembangan bahasa remaja juga lebih terampil dan dapat mengambil persepsi sosial. Biasanya perkembangan bahasa  pada remaja adalah bagian perkembangan tersendiri dan berbeda dari identitas yang di miliki orang tua  dan dunia orang dewasa, dalam menciptakan ekspresi seperti “geek” dan sebagainya. Remaja menggunakan kemampuan utuk bermain dengan kata-kata yang baru saja muncul “untuk mendefinisikan cara pandang unik generasi mereka dalam hal nilai, selera, dan preferensi” (Elkind, 1998, hal 29)

Penalaran Moral : Teori Kohlberg
            Menrut Kohlberg, penilaian moral didasarkan pada perkembangan rasa keadilan dan pertumbuhan kemampuan kognitif. Kohlberg menyatakan bahwa kemajuan perkembangan moral dari kontrol eksternal menjadi standar kemasyaarkaatn terinternalisasi mejadi kode moral yang pribadi dan berprinsip.
Kohlberg (1969) menggambarkan tiga tingkatan dari penalaran moral (moral reasoning) :
-          Tingkat I: preconventional morality. Penalaran moral dimana kendali eksternal dan peraturan ditaati untuk mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman atau kepentingan pribadi.
-          Tingkat II: conventional morality (atau morality or conventional role conformity). Mengenai penalaran moral, di mana standar dari figur otoritas terinternalisasi.
-          Tingkat III: postconventional morality (atau morality of autonomouse moral principles). Mengenai penalaran moral, di mana orang mengikuti prinsip moral yang tertanam secara internal dan dapat membuat keputusan saat dihadapkan pada standar moral yang berkonflik.
Evaluasi teori terhadap teori kohlberg yaitu teori kohlberg telah dikritik berdasarkan beberapa hal, termasuk kegagalan untuk melihat peran penting dari emosi, sosialisasi, dan bimbingan orang tua. Penerapan dari sistem kohlberg pada perempuan dewasa dan remaja perempuan serta pada beberapa aspek dari model kohlberg tidak sesuai dengan nilai budaya nonbarat.

Persiapan Pendidikan dan Pekerjaan
            Sekolah adalah pengalaman pertama organisasi di kebanyakan hidup remaja. Sekolah menawarkan kesempatan untuk mempelajari informasi, menguasai keterampilan baru, dan mempertajam keterampilan lama.karena sekolah lah yang dapat menjelajahi pilihan dan karier.bagi sebagian remaja pengalaman sekolah bukanlah kesempatan tetapi merupakan salah satu lagi halangan menuju kedewasaan.
Terdapat pengaruh remaja terhadap prestasi di sekolah dan ada juga pengaruh terhadap remaja yang keluar dari sekolah.
Pengaruh terhadap Motivasi dan Pencapaian
            Siswa yang berprestasi di sekolah biasanya cenderung untuk tetap sekolah, faktor pengasuhan orang tua, satatus sosial dan ekonomi serta lingkungan tempat tinggal lah yang mempengaruhi perjalanan dan pencapaian di sekolah pada remaja.
-          Keyakinan Self Efficacy -- Siswa yang memiliki keyakinan self-efficacy atau keyakinan terhadap dirinya biasanya percaya dan mampu menguasai tugas-tugas dan mengatur cara belajar mereka sendiri sehinnga bisa mencapai prestasi yang baik di sekolah.
-          Pengaruh Gaya pengasuhan Orang tua, Suku Bangsa, dan Kelompok -- dapat mempengaruhi prestasi di sekolah, orang tua lebih otoritatif mendorong remaja untuk melihat dua sisi dari satu isu seperti jika nilai baik akan menghasilkan kecaman untuk baik lagi sedangkan nilai buruk mendapatkan hukuman dengan mengurangi uang  saku atau dengan cara mengurung anak di dalam rumah. Keterlibatan orang tua yang otoritatif salah satunya adalah dorongan yang di berikan sangatlah positif untuk tugas-tugas sekolah. Di antara beberapa kelompok etnik gaya pengasuhan orang tua mungkin menjadi kurang penting di bandingkan dengan faktor-faktor lain,seperti pengaruh teman sebaya yang mempengaruhi tren menurunnya motivasi yang pencapaiannya kebanyakan pada saat masa remaja awal.
-          Gender -- dalam tes standarnya remaja laki-laki dan perempuan mendapatkan skor yang kurang lebih sama dalam bidang studi.tetapi remaja perempuan cendrung memiliki kepercayaan diri yang tinggi di banding dengan remaja laki-laki, karena remaja perempuan dalam kemampuan akademisnya lebih menyukai sekolah, mendapatkan nilai yang baik dan lebih tinggi lulus sma serta merencanakan untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Sedangkan anak laki-laki lebih baik mengerjakan standar di bidang matematika dan ilmu alam, kemungkinan karena mereka lebih menyukai bidang ini di bandingkan remaja perempuan, tetapi perbedaan gender ini tampak mengecil ketika saat remaja juga mengambil studi matematika dan ilmu yang sama menantangnya dan berhasil dengan baik.
-          Sistem pendidikan -- kualitas dari sekolah sangat kuat dalam mempengaruhi prestasi siswa. Sekolah yang menyesuaikan pengajaran dengan kemampuan siswa mendapatkan hasil yang lebih baik di bandingkan dengan sekolah yang mencoba untuk mengajar siswa dengan cara yang sama. Peralihan keperguruan tinggi dengan standart pendidikan yang lebih tinggi dan tuntunan untuk mengelola atau mengontrol diri sendiri dapat mengejutkan bagi sebagian siswa,early college school sekolah kecil yang bekerja sama dengan perguruan tinggi terdekat di tujukan kepada siswa dengan status ekonomi yang rendah dan berasal dari kelompok minoritas dan generasi pertama yang secara statistik tidak terwakili di pendidikan perguruan tinggi, dengan sekolah-sekolah ini siswa dapat menyelesaikan masa SMA sekaligus dua tahun pertama di perguruan tinggi
-          Keluar dari SMA -- Kebanyakan yang keluar dari sma adalah remaja laki-laki dari pada remaja perempuan, rata-rata yang keluar dari sekolah SMA adalah keluarga yang penghasilannya rendah. Tingkat keluar lebih tinggi di  antara kelompok minoritas yang hidup dalam kemiskinan dan kualitas sekolah yang lebih buruk di bandingkan dengan siswa dengan latar belakang sekolah yang lebih menguntungkan. Alasan lain yang muncul bisa jadi terkendala pada kesulitan bahasa, tekanan ekonomi, dan budaya yang menempatkan keluarga sebagai hal yang utama. Karena kebanyakan yang terjadi selama ini siswa yang keluar dari sekolah selalu beralasan untuk membantu ekonomi pada keluarga mereka.
Tetapi ada juga remaja yang tetap mempertahankan diri untuk tidak keluar sekolah yaitu keterlibatan aktif (active engagement), keaktifan siswa selama berada di sekolah. Dalam tingkat yang mendasar , keterlibatan aktif berarti masuk kelas tepat waktu, mempersiapkan diri, mendengarkan dan merespons penjelasan dari guru dan mentaati peraturan sekolah.

Pendidikan dan Cita-cita Pekerjaan
            Cita-cita pendidikan dan pekerjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk self-efficacy dan nilai-nilai orang tua. Stereotip gender memiliki pengaruh yang lebih sedikit dibandingkan zaman dahulu.
            Membimbing para pelajar yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi – yaitu dengan memberikan pengajaran mengenai berbagai keterampilan dasar, konseling, dukungan teman sebaya, mentoring, magang, dan penempatan kerja.

Referensi :
Olds Fieldman, papalia. 2009. Human Development. Jakarta : Salemba Humanika.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar