Sabtu, 13 Oktober 2012

Hubungan antara manusia dengan lingkungan


       I.            Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Ada 2 jenis lingkungan dalam hubungan antara manusia dengan kondisi fisik  lingkungannya
1.       Lingkungan yang sudah akrab dengan manusia yang bersangkutan
Misalnya rumah untuk anggota keluarga, kantor untuk karyawan, kokpit untuk penerbangan, diskon untuk remaja,lingkungan yg sudah diakbrabinya ini memberi peluang lebih besar untuk tercapai nya keadaan homeostasi (keseimbangan). Dengan demikian, lingkungan jenis ini cenderung dipertahankan atau kalau seorang mau melakukan sesuatu ia cenderung mencari lingkungan yang akrab ini.
2.      Lingkungan yang masih asing, kemungkinan timbulnya stres lebih besar.
Manusia terpaksa melakukan penyesuaian diri, ini pun bisa menambah besarnya strees. Misalnya, orang dari desa untuk pertama kalinya masuk kompleks pertokohan di kota besar, ia akan mengalami kesulitan untuk naik lift atau eskalator . sebaliknya, orang kota yang harus tinggal di desa yang hanya bisa dicapai melalui jalan setapak naik-turun bukit, tidak ada listrik, harus buang air di kebun, dan sebagainya. Orang kota pun harus mengalami kesulitan penyesuaian diri. oleh karena itu, biasanya orang cenderung menghidari lingkungan–lingkungan yang asing .
Dalam hubungan dengan kecenderungan untuk memilih lingkungan yang akrab dan menghindari lingkungan yang asing inilah bisa di terapkan mengapa pembunuh cenderung menyembunyikan  korbannya didekat kampungnya sendiri, pemerkosa cenderung memilih korban  yang sudah dikenalnya, dan sebagainya (Kantor Menteri KLH, 1991).
Bagaimana pun juga, lingkungan asing itu ujungnya tidak bisa di hindari sepenuhnya. Selain itu, dalam proses belajarnya, manusia dari waktu ke waktu selalu perlu penyesuaian diri terhadap lingkungan baru sehingga ia bisa mencapai ke majuan dalam kehidupannya. Orang desa yang pindah ke kota , anak sekolah yang melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi , menantu yang harus pindah ke rumah mertua dan sebagainya itu semua melakukan perilaku penyesuaian .
Bagaimana pengaruh rangsang dari lingkunagn terhadap tingkah laku telah di buktikan antara lain oleh gale (1990) ia mengadakan penelitian terhadap sejumlah anak berumur 4-12 tahun . anak-anak itu di minta untuk mengenal jalan-jalan di suatu lingkungan pemukiman yang masih asing . caranya adalah dengan cara meminta mereka untuk pergi dari satu tempat ke tempat yang lain di lingkungan pemukiman itu. Banyaknya kesalahan navigasi yang di buat masing-masing anak merupakan score dari kemampuannya untuk menyesuaikan diri pada lingkungan. Sebelum itu anak-anak di minta untuk mempelajari situasi lingkungan. Setengah dari kelompok itudi suruh mempelajarinya dari kaset video, sedangkan sisanya di suruh langsung mempelajarinya di lapangan. Sebagai hasilnya ternyata yang langsung mempelajari situasi di lapangan mendapat score kesalahan navigasi jauh lebih kecil dari yang mempelajarinya lewat vidio. Jadi dapat di katakan bahwa pengalaman langsung memang bisa membuahkan proses belajar yang lebih berhasil.
1.2  Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang dibahas adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana perubahan tingkah laku agar sesuai dengan lingkungan ?
2.      Bagaimana perubahan lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku ?

1.3  Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa lebih mengerti dan memahami materi pembelajaran yang tersirat dalam makalah ini tentang penyesuaian tingkah laku manusia terhadap lingkungannyas serta dapat diambil manfaatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.









    II.            Isi
2.1  Perubahan tingkah laku agar sesuai dengan lingkungan
Tingkah laku penyesuaian diri terhadap linkungan diawali dengan stres, yaitu suatu keadaan dimana linkungan mengancam, membahayakan keberadaan, kesejahteraan atau kenyamanan diri seorang. Pengertian perubahan perilaku : Intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku yang kondusif untuk kesehatan agar individu, kelompok dan masyarakat mempunyai perilaku yang positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan. Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Skiner (1938) seorang psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas sepanjang kegiatan yang dilakukannya.
Reaksi terhadap stres itu menurut lazarus tedapat dua macam (Baum, 1985:188) :
1.      Tindakan langsung
Contoh dari tindakan langsung :
·         lingkungan kumuh, misalkan ada 10.000 orang dari wilayah afrika selama 12 bulan terakhir, mereka pindah dengan alasan bahwa kualitas lingkungan mulai rusak, air bersih sulit, perumahan mahal dan sebagainya.
·         Migrasi dalam majalah time (november 1191) di laporkan bahwa 510000 orang pindah dari wilayah negara bagian california selama 12 bulan terakhir mereka pindah dengan alasan bahwa kualitas lingkungan di california telah rusak pantai-pantainya tercemar dll . padahal dulu california adalah tanah harapan yang penuh kesempatan buat orang yang ingin maju.

2.      Penyesuaian mental (palliative coping)
Penyesuaian mental adalah menyesuaikan diri secara lebih realistik dengan lingkungannya
Contoh penyesuaian mental :
·         Anak Kuwait yang mengalami langsung peristiwa Perang Teluk. 62% anak-anak yang diteliti melihat langsung peristiwa yang yang bisa menimbulkan trauma kejiwaan yaitu melihat orang digantung, menyaksikan temannya hancur berkeping-keping bersama granat, melihat ayah kandungnya di seret tentara irak dan tidak pernahb kembali .
Dampak dari peristiwa traumatik ini antara lain mimpi yang berulang-ulang tentang peristiwa mengerikan itu tidak berani pergi keluar rumah dan sebagainya.
·         Traumah pada masalah keluarga, misalnya anak yang melihat kedua orang tuanya bertengkar.
·         Tidak semua orang bisa migrasi, ada yang terpaksa misalnya tinggal di california, mereka ini beranggapan bahwa daripada pindah ke tempat lain yang belum tentu juga lebih baik keadaannya, lebih baik tetap tinggal saja di tempat lama. Mereka ini mungkin mengembangkan khayalan-khayalan tentang kehidupan yang nyaman di lingkungannya, mencari kenikmatan dengan cara peyalahgunaan obat atau psikotik.
Ditinjau dari sudut psikologik klinik, reaksi penyesuaian diri semacam ini tergolong patologik (kelainan, penyakit). Akan tetapi dalam psikologi lingkungan, reaksi jenis ini tergolong penyesuaian mental yang oleh Bell dkk (1978:224) dinyatakan sebagai suatu proses yang wajar walaupun demikian , psikologi lingkungan pun tentunya menganjurkan usaha khusus untuk orng-orang semacam ini agar ia bisa lebih menyesuaikan diri secara lebih realistik dengan lingkungannya .

2.2  Perubahan lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku
Bagaimana manusia mengubah lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku nya antara lain dapat diamati pada berbagai  jenis rumah yang dihuni manusia, di perdalaman Sumatra dan Kalimantan ada rumah –rumah panggung agar manusia bisa menghindari banjir dan binatang buas tetapi kolong panggung juga bisa dijadikan lumbung ,kadang ternah, tempat bermain atau tempat penampungan air. Rumah di perkampungan kumuh di kota besar dibuat bersusun keatas agar lebih banyak penghuni bisa tinggal disitu. Sebaliknya, rumah susun dibuat oleh pemerintah untuk menampung lebih banyak penduduk. Rumah gadang di sumatra barat dibuat sangat besar, seluru keluarga besar yang terdiri atas beberapa keluarga inti tinggal dibawah satu atap .
Proses rekayasa lingkungan mengakibatkan tingkah laku . mendesain (merancang) lingkungan. Dalam mendesain lingkungan ada 2 unsur, yaitu
a.       Kekayaan huni (habitability)
Kelayakan huni adalah seberapa jauh suatu lingkungan itu, rumah, kantor, pasar, pemukiman, kapal, pesawat udara, rumah sakit, tempat rekreasi, bus umum, dan kereta api bisa memenuhi keperluan manusia yang akan menggunakan lingkungan (buatan) itu.
Contoh lain dari kesadaran dalam mendesain lingkungan adalah fesain, rumah-rumah bangsawan, jawa, hampir selalu mempunyai pendopo, bukan karna seringnya diadakan pertemuan dirumah itu, melaikan karna pendopo merupakan perlambang dari gaya bangsawan jawa.
Faktor kedua yang berpengaruh pada perancangan lingkungan adalah kriteria. Sesuai dengan adanya keperluan – keperluan yang harus di penuhi seperti sudah disebutkan di atas , ada sejumlah kiteria yang perlu dipenuhi dalam rancangan lingkungan buatan. Banyak pula kriteria  seperti berikut :
1.      Kemudahan tingkah laku
a. Fungsional
Rumah harus memungkinkan orang beristirahat , memasak, makan, berkumpul dengan keluarga, dan sebagainya.
b. Keluasan
Kalau penghuni rumah itu 7 orang misalnya, perlu tersedia ruangan yang lebih luas dari pada jika penghuninya hanya 3 orang.

2.      Menjaga kondisi fisiologik.
a.       Suhu dan kelembaban udara harus senantiasa sesuai dengan ambang tolerasi penghuni atau penghuni atau pemakai lingkungan .
b.      Perlu tersedia sarana pencegahan keadaan darurat, yaitu remdarurat pada kereta api, sekring pada instalasi listrik, pemadam kebakaran .

3.      Menjaga kondisi indra
a.       Meransang indra misalnya cukup cahaya
b.      Keseimbangan indra : cukup ada rangsangan , tetapi tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit. Misalnya , gambaran –gambaran yang di pajang di dinding tidak terlalu banyak sehingga timbul kesan ramai atau terlalu sedikit sehingga kesan kosong atau sepi

4.      Menjaga kondisi sosial
a.       Perangsangan sosial misalnya dalam rumah tersedia ruang rekreasi atau kantin, dan di lingkungan pemukiman disediakan taman.
b.      Isolasi sosial jika diperlukan privacy, lingkungan yang di rannncang dengan baik bisa menyediakan nya, seperti kamar tidur, kamar belajar, kamar mandi di rumah atau ruang konsultasi dokter dirumah sakit ,dan ruang pengakuan dosa di gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar