I.
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Ada
2 jenis lingkungan dalam hubungan antara manusia dengan kondisi fisik lingkungannya
1. Lingkungan yang sudah akrab dengan manusia
yang bersangkutan
Misalnya
rumah untuk anggota keluarga, kantor untuk karyawan, kokpit untuk penerbangan,
diskon untuk remaja,lingkungan yg sudah diakbrabinya ini memberi peluang lebih
besar untuk tercapai nya keadaan homeostasi (keseimbangan). Dengan demikian,
lingkungan jenis ini cenderung dipertahankan atau kalau seorang mau melakukan
sesuatu ia cenderung mencari lingkungan yang akrab ini.
2. Lingkungan
yang masih asing, kemungkinan timbulnya stres lebih besar.
Manusia
terpaksa melakukan penyesuaian diri, ini pun bisa menambah besarnya strees.
Misalnya, orang dari desa untuk pertama kalinya masuk kompleks pertokohan di
kota besar, ia akan mengalami kesulitan untuk naik lift atau eskalator .
sebaliknya, orang kota yang harus tinggal di desa yang hanya bisa dicapai
melalui jalan setapak naik-turun bukit, tidak ada listrik, harus buang air di
kebun, dan sebagainya. Orang kota pun harus mengalami kesulitan penyesuaian
diri. oleh karena itu, biasanya orang cenderung menghidari lingkungan–lingkungan
yang asing .
Dalam hubungan
dengan kecenderungan untuk memilih lingkungan yang akrab dan menghindari
lingkungan yang asing inilah bisa di terapkan mengapa pembunuh cenderung
menyembunyikan korbannya didekat
kampungnya sendiri, pemerkosa cenderung memilih korban yang sudah dikenalnya, dan sebagainya (Kantor
Menteri KLH, 1991).
Bagaimana pun juga, lingkungan asing itu
ujungnya tidak bisa di hindari sepenuhnya. Selain itu, dalam proses belajarnya,
manusia dari waktu ke waktu selalu perlu penyesuaian diri terhadap lingkungan
baru sehingga ia bisa mencapai ke majuan dalam kehidupannya. Orang desa yang
pindah ke kota , anak sekolah yang melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi ,
menantu yang harus pindah ke rumah mertua dan sebagainya itu semua melakukan
perilaku penyesuaian .
Bagaimana pengaruh rangsang dari
lingkunagn terhadap tingkah laku telah di buktikan antara lain oleh gale (1990)
ia mengadakan penelitian terhadap sejumlah anak berumur 4-12 tahun . anak-anak
itu di minta untuk mengenal jalan-jalan di suatu lingkungan pemukiman yang
masih asing . caranya adalah dengan cara meminta mereka untuk pergi dari satu
tempat ke tempat yang lain di lingkungan pemukiman itu. Banyaknya kesalahan
navigasi yang di buat masing-masing anak merupakan score dari kemampuannya
untuk menyesuaikan diri pada lingkungan. Sebelum itu anak-anak di minta untuk
mempelajari situasi lingkungan. Setengah dari kelompok itudi suruh
mempelajarinya dari kaset video, sedangkan sisanya di suruh langsung
mempelajarinya di lapangan. Sebagai hasilnya ternyata yang langsung mempelajari
situasi di lapangan mendapat score kesalahan navigasi jauh lebih kecil dari
yang mempelajarinya lewat vidio. Jadi dapat di katakan bahwa pengalaman
langsung memang bisa membuahkan proses belajar yang lebih berhasil.
1.2 Rumusan
Masalah
Masalah-masalah yang
dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
perubahan tingkah laku agar sesuai dengan lingkungan ?
2. Bagaimana
perubahan lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku ?
1.3 Tujuan
Makalah
ini bertujuan agar mahasiswa lebih mengerti dan memahami materi pembelajaran
yang tersirat dalam makalah ini tentang penyesuaian tingkah laku manusia
terhadap lingkungannyas serta dapat diambil manfaatnya untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
II.
Isi
2.1 Perubahan
tingkah laku agar sesuai dengan lingkungan
Tingkah laku penyesuaian diri terhadap linkungan diawali dengan stres, yaitu
suatu keadaan dimana linkungan mengancam, membahayakan keberadaan, kesejahteraan
atau kenyamanan diri seorang. Pengertian perubahan perilaku : Intervensi atau
upaya yang ditujukan kepada perilaku yang kondusif untuk kesehatan agar
individu, kelompok dan masyarakat mempunyai perilaku yang positif terhadap
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan. Dari aspek biologis perilaku
adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang
bersangkutan. Skiner (1938) seorang psikologi merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat
luas sepanjang kegiatan yang dilakukannya.
Reaksi terhadap stres
itu menurut lazarus tedapat dua macam (Baum, 1985:188) :
1. Tindakan
langsung
Contoh dari tindakan
langsung :
·
lingkungan kumuh, misalkan ada 10.000
orang dari wilayah afrika selama 12 bulan terakhir, mereka pindah dengan alasan
bahwa kualitas lingkungan mulai rusak, air bersih sulit, perumahan mahal dan
sebagainya.
·
Migrasi dalam majalah time (november
1191) di laporkan bahwa 510000 orang pindah dari wilayah negara bagian
california selama 12 bulan terakhir mereka pindah dengan alasan bahwa kualitas
lingkungan di california telah rusak pantai-pantainya tercemar dll . padahal
dulu california adalah tanah harapan yang penuh kesempatan buat orang yang
ingin maju.
2.
Penyesuaian mental (palliative coping)
Penyesuaian
mental adalah menyesuaikan diri secara lebih realistik dengan lingkungannya
Contoh penyesuaian
mental :
·
Anak Kuwait yang mengalami langsung
peristiwa Perang Teluk. 62% anak-anak yang diteliti melihat langsung peristiwa
yang yang bisa menimbulkan trauma kejiwaan yaitu melihat orang digantung, menyaksikan
temannya hancur berkeping-keping bersama granat, melihat ayah kandungnya di
seret tentara irak dan tidak pernahb kembali .
Dampak dari peristiwa
traumatik ini antara lain mimpi yang berulang-ulang tentang peristiwa
mengerikan itu tidak berani pergi keluar rumah dan sebagainya.
·
Traumah pada masalah keluarga, misalnya
anak yang melihat kedua orang tuanya bertengkar.
·
Tidak semua orang bisa migrasi, ada yang
terpaksa misalnya tinggal di california, mereka ini beranggapan bahwa daripada
pindah ke tempat lain yang belum tentu juga lebih baik keadaannya, lebih baik
tetap tinggal saja di tempat lama. Mereka ini mungkin mengembangkan
khayalan-khayalan tentang kehidupan yang nyaman di lingkungannya, mencari
kenikmatan dengan cara peyalahgunaan obat atau psikotik.
Ditinjau
dari sudut psikologik klinik, reaksi penyesuaian diri semacam ini tergolong
patologik (kelainan, penyakit). Akan tetapi dalam psikologi lingkungan, reaksi
jenis ini tergolong penyesuaian mental yang oleh Bell dkk (1978:224) dinyatakan
sebagai suatu proses yang wajar walaupun demikian , psikologi lingkungan pun
tentunya menganjurkan usaha khusus untuk orng-orang semacam ini agar ia bisa
lebih menyesuaikan diri secara lebih realistik dengan lingkungannya .
2.2 Perubahan
lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku
Bagaimana manusia mengubah
lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku nya antara lain dapat diamati pada
berbagai jenis rumah yang dihuni
manusia, di perdalaman Sumatra dan Kalimantan ada rumah –rumah panggung agar
manusia bisa menghindari banjir dan binatang buas tetapi kolong panggung juga
bisa dijadikan lumbung ,kadang ternah, tempat bermain atau tempat penampungan
air. Rumah di perkampungan kumuh di kota besar dibuat bersusun keatas agar
lebih banyak penghuni bisa tinggal disitu. Sebaliknya, rumah susun dibuat oleh
pemerintah untuk menampung lebih banyak penduduk. Rumah gadang di sumatra barat
dibuat sangat besar, seluru keluarga besar yang terdiri atas beberapa keluarga
inti tinggal dibawah satu atap .
Proses rekayasa lingkungan
mengakibatkan tingkah laku . mendesain (merancang) lingkungan. Dalam
mendesain lingkungan ada 2 unsur, yaitu
a. Kekayaan
huni (habitability)
Kelayakan
huni adalah seberapa jauh suatu lingkungan itu, rumah, kantor, pasar,
pemukiman, kapal, pesawat udara, rumah sakit, tempat rekreasi, bus umum, dan
kereta api bisa memenuhi keperluan manusia yang akan menggunakan lingkungan
(buatan) itu.
Contoh lain dari kesadaran dalam mendesain lingkungan
adalah fesain, rumah-rumah bangsawan, jawa, hampir selalu mempunyai pendopo,
bukan karna seringnya diadakan pertemuan dirumah itu, melaikan karna pendopo
merupakan perlambang dari gaya bangsawan jawa.
Faktor kedua yang berpengaruh pada perancangan
lingkungan adalah kriteria. Sesuai dengan adanya keperluan – keperluan yang
harus di penuhi seperti sudah disebutkan di atas , ada sejumlah kiteria yang
perlu dipenuhi dalam rancangan lingkungan buatan. Banyak pula kriteria seperti berikut :
1. Kemudahan
tingkah laku
a. Fungsional
Rumah harus memungkinkan orang
beristirahat , memasak, makan, berkumpul dengan keluarga, dan sebagainya.
b. Keluasan
Kalau penghuni rumah itu 7 orang
misalnya, perlu tersedia ruangan yang lebih luas dari pada jika penghuninya
hanya 3 orang.
2. Menjaga
kondisi fisiologik.
a. Suhu dan
kelembaban udara harus senantiasa sesuai dengan ambang tolerasi penghuni atau
penghuni atau pemakai lingkungan .
b. Perlu
tersedia sarana pencegahan keadaan darurat, yaitu remdarurat pada kereta api,
sekring pada instalasi listrik, pemadam kebakaran .
3. Menjaga
kondisi indra
a. Meransang
indra misalnya cukup cahaya
b. Keseimbangan
indra : cukup ada rangsangan , tetapi tidak terlalu banyak atau tidak terlalu
sedikit. Misalnya , gambaran –gambaran yang di pajang di dinding tidak terlalu
banyak sehingga timbul kesan ramai atau terlalu sedikit sehingga kesan kosong
atau sepi
4. Menjaga
kondisi sosial
a. Perangsangan
sosial misalnya dalam rumah tersedia ruang rekreasi atau kantin, dan di
lingkungan pemukiman disediakan taman.
b. Isolasi
sosial jika diperlukan privacy, lingkungan yang di rannncang dengan baik bisa
menyediakan nya, seperti kamar tidur, kamar belajar, kamar mandi di rumah atau
ruang konsultasi dokter dirumah sakit ,dan ruang pengakuan dosa di gereja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar